Index Labels

Bekerjalah dan Jangan Meminta-minta

. . Tidak ada komentar:
Ditulis Oleh: Ahmad Yusuf Abdurrohman
[Alumni PP Muwahidun Angkatan IV | Mahasiswa Program Syari'ah 4 LIPIA]


Bismillah.

     Sudah janji Allah, bahwasanya semua yang ada di muka bumi, entah itu manusia, hewan yang terbang di udara, maupun hewan yang melata di muka bumi, semuanya akan diberi rizki oleh Allah Yang Maha Memberi. Tak ada satupun makhluk di dunia ini yang luput dari rizki yang Allah berikan.

     Bahkan, tiada seorang pun yang mampu memberikan rizki kecuali hanya Allah. Dalam sebuah ayat, Allah menegaskan,  

     “Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allahlah yang memberi rizkinya." (Quran Surat Huud ; 6)

     Menerangkan ayat ini, Syaikh Abdurrohman bin Nashir As Sa'di dalam tafsirnya Taisiirul Kariimirrohman fii tafsiiri kalaamil mannaan berkata, "Yang dimaksud dengan kata daabbah dalam ayat ini adalah segala sesuatu yang berjalan di muka bumi; manusia, hewan yang ada di darat, maupun hewan yang ada di laut. Maka sungguh, Allahlah yang menanggung semua rizki dan apa yang mereka butuhkan. Semua rizkinya, hanya dari Allah." (Taisiirul Kariimirrohman fii tafsiiri kalaamil mannaan, Syaikh Abdurrohman bin Nashir As Sa'di. Hal 499)

     Sudah jelas, itu merupakan sunnatullah yang ada di bumi, bahwasanya semua yang ada di dunia ini, hanya Allahlah yang memberi mereka rizki. Namun, perlulah kita ingat juga tidaklah semua yang ada di bumi akan mendapatkan rizki secara tiba-tiba dari langit. Makhluk-makhluk di bumi ini haruslah berusaha untuk menjemput rizki itu. 

     Rasulullah juga pernah memberikan sebuah permisalan dalam menjemput rizki, dalam sebuah hadits disebutkan, 

     "Seandainya kalian betul-betul bertawakkal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rizki sebagaimana burung mendapatkan rizki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang." (HR. Ahmad (1/30), Tirmidzi no. 2344, Ibnu Majah no. 4164, dan Ibnu Hibban no. 402. Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash Shohihah no.310 mengatakan bahwa hadits ini shahih)

     Dalam hadits di atas semakin jelas bahwa setiap dari kita haruslah belajar dari makhluk-makhluk kecil ciptaan Allah lainnya, bahwa Allah sudah memberikan kita rizki. Yang jadi masalah adalah, "Apakah kita mau berusaha untuk menjemputnya?" 

     Selain itu, hasil dari pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang dengan kedua tangannya lebih baik daripada dia berjalan dan meminta-minta kepada orang lain. Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam dalam sabdanya, 

     Dari Abi Abdillah (Zubair) bin Awwam Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya, seorang di antara kalian membawa tali-talinya dan pergi ke bukit untuk mencari kayu bakar yang diletakkan di punggungnya untuk dijual sehingga ia bisa menutup kebutuhannya, adalah lebih baik daripada meminta-minta kepada orang lain, baik mereka memberi atau tidak”. [HR Bukhari, no. 1471].

     Dalam hadits ini juga menunjukkan bahwasanya apapun yang dilakukan oleh seorang hamba untuk memenuhi kebutuhannya, meskipun hanya dengan mencari kayu bakar dan menjualnya, itu lebih baik daripada meminta-minta. Karena pada hakikatnya, apapun yang dikerjakan selama itu baik dan halal, tidaklah masalah. Karena Islam mengajarkan kita untuk berusaha dan tidak mudah bergantung pada orang lain.

     Sedangkan meminta-minta, dilarang dalam Islam kecuali bagi yang benar-benar membutuhkan. Bahkan ada ancaman bagi orang yang meminta-minta padahal dia berkecukupan tanpa kekurangan suatu apapun. 

     Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma , ia berkata bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

     “ Jika seseorang meminta-minta pada manusia, ia akan datang pada hari kiamat tanpa memiliki sekerat daging di wajahnya.” (HR. Bukhari, no. 1474; Muslim, no. 1040)

     Namun, meskipun begitu ada beberapa keadaan yang diperbolehkan untuk meminta-minta. Dan hal ini pernah disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pada salah seorang Sahabatnya yang bernama Qabishah. 

     Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

     “Wahai Qabishoh, sesungguhnya meminta-minta itu tidak halal kecuali untuk tiga orang; Seseorang yang menanggung utang orang lain, ia boleh meminta-minta sampai ia melunasinya, seseorang yang ditimpa musibah yang menghabiskan hartanya, ia boleh meminta-minta sampai ia mendapatkan sandaran hidup, dan  seseorang yang ditimpa kesengsaraan hidup sehingga ada tiga orang yang berakal dari kaumnya berkata, ‘Si fulan benar-benar telah tertimpa kesengsaraan’, maka boleh baginya meminta-minta sampai mendapatkan sandaran hidup. Meminta-minta selain ketiga hal itu, wahai Qobishoh adalah haram dan orang yang memakannya berarti memakan harta yang haram.” (HR. Muslim no. 1044)

     Maka, jika masih mampu untuk bekerja mengapa kita tak bekerja saja? Untuk masalah hasilnya, biarlah Allah yang tentukan. Sebagai manusia, kita hanya bisa berusaha sekuat tenaga dan menyerahkan hasilnya pada Allah. 

Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Pengikut

Popular Post