Ditulis oleh: Aminuddin Mahmud (Mahasiswa UI Madinah - Alumni PP Muwahidun Pati)
Bismillah...
Tawakal adalah kesungguhan hati dalam bersandar kepada Allah 'Azza wa Jalla untuk mendapatkan kemaslahatan serta mencegah bahaya, baik menyangkut urusan dunia maupun akhirat. Allah ta’ala berfirman:
(.....ۚ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا # وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ .....) [سورة الطلاق: ٢-٣]
Namun pengertian dari tawakal itu sendiri banyak yang disalah artikan. Manusia tidak lagi bertawakkal kepada Allah melainkan kepada sesuatu yang didorong kepercayan gaib. Misalnya tawakal pada orang mati, malaikat, jin dan kepada ruh-ruh yang menjaga suatu tempat untuk mendapatkan perlindungan, kelapangan rizki, juga syafa'at. Mereka berkeyakinan semua itu dapat menolak bancana, mendatangkan rizki dan apa saja, meskipun juga percaya kepada Allah.Tawkal seperti ini adalah tawakal kepada selain Allah sehingga termasuk syirik akbar dan akan menghilangkan keimanan dan keislaman seseorang. Allah berfirman dalam surat Al Maidah ayat 23 :
(قَالَ رَجُلَانِ مِنَ الَّذِينَ يَخَافُونَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمَا ادْخُلُوا عَلَيْهِمُ الْبَابَ فَإِذَا دَخَلْتُمُوهُ فَإِنَّكُمْ غَالِبُونَ ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ)
[سورة المائدة 23]
"Berkatalah dua orang laki-laki di antara mereka yang bertakwa, yang telah diberi nikmat oleh Allah, “Serbulah mereka melalui pintu gerbang (negeri) itu. Jika kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang beriman.”" (Al Maidah: 23)Allah memerintahkan untuk bertawakal kepada –Nya saja dan menjadikan tawakal ini sebagai syarat iman. Di dalam surat yunus ayat 84:
(وَقَالَ مُوسَىٰ يَا قَوْمِ إِنْ كُنْتُمْ آمَنْتُمْ بِاللَّهِ فَعَلَيْهِ تَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُسْلِمِينَ)
[سورة يونس 84]
"Dan Musa berkata, “Wahai kaumku! Apabila kamu beriman kepada Allah, maka bertawakallah kepada-Nya, jika kamu benar-benar orang Muslim (berserah diri).”" ( Yunus: 84)Tawakal itu tempat berkumpulnya macam-macam ibadah dan termasuk tiang utama tauhid, dan daripadanya tumbuh amal-amal sholeh. Sungguh orang-orang yang tawakal kepada Allah dalam urusan agama dan dunianya serta tidak bertawakkal kepada yang lain, maka amal-amal mereka diterima Allah dan termasuk orang-orang yang diridhoi-Nya.
Akan tetapi tawakkal kepda Allah ini tidak boleh meninggalkan "sebab", karena Allah menentukan ketetapan itu terkait erat dengan "sebab". Allah ta’ala memerintahkan melakukan "sebab" yang harus diikuti tawakal kepda-Nya saja. Melakukan "sebab" merupakan kepatuhan kepada Allah ta’ala, karena ini adalah perintah-Nya dan merupakan perbuatan lahir, sedangkan tawakkal perbuatan hati. Allah memerintahkan melakukan sebab seperti dalam surat Al Jumu’ah ayat 10:
(فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ)
[سورة الجمعة 10]
"Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung." (Al Jumu'ah: 10)
surat An-Nisa ayat 71:
(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا خُذُوا حِذْرَكُمْ فَانْفِرُوا ثُبَاتٍ أَوِ انْفِرُوا جَمِيعًا)
[سورة النساء 71]
"Wahai orang-orang yang beriman! Bersiapsiagalah kamu, dan majulah (ke medan pertempuran) secara berkelompok, atau majulah bersama-sama (serentak)." (An Nisa: 71)Tawakal Dunia
Adalah tawakal dalam sebab-sebab lahir, misalnya tawakal kepada pejabat yang diberi kewenangan memberi atau menolak, pejabat yang diberi kewenangan menghukum atau membebaskan, ini adalah syirik kecil. Sedangkan bertawakal karena kemampuan atau kelebihan orang lain dalam hal keduniawian dengan tetap menyakini bahwa keberhasilan orang tersebut yang menentukan Allah, sedangkan manusia hanya merencanakan, maka tawakal yang seperti ini diperbolehkan. Misalnya tawakal kepada orang untuk jual beli, merakit mobil, membangun rumah dan lainnya.
Imam Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan Amal yang harus dilakukan setiap hamba itu ada tiga :
Pertama, melakukan ketataan yang diperintahkan Allah yang menjadi sebab selamat dari neraka dan masuk surga. Ini wajib dilakukan disertai tawakal kepada Allah, karena tidak ada daya dan kekuatan kecuali Allah. Apa yang dikehendaki Allah pasti terjadi, dan apa yang tidak dikehendaki tidak akan terjadi. Barangsiapa yang hanya salah satu saja, ia akan mendapat siksa dunia akhirat.
Kedua, kebiasaan yang harus dilakukan oleh setiap orang di dunia ini dapat diperintahkan Allah kepada hambaNya, seperti makan, minum, berteduh dari terik matahari dan pakaian tebal untuk menolak dingin dan lai sebagainya. Ini wajib dilakukan dan barangsiapa yang melakukan salah satunya saja ia tidak mendapat hukuman.
Ketiga, adalah yang biasa dilakukan secara umum, seperti: menyiapkan bekal dalam perjalanan dll.
Allahu a'lam bisshowaab (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar