Index Labels

Saudi Arabia, Negeri Manusia Sahara (Bagian 1)

. . Tidak ada komentar:
Ditulis oleh: Aminuddin Mahmud
 [Alumni PP Muwahidun Angkatan IV | Mahasiswa Program Syari'ah UI Madinah]


     Saudi Arabia, sebuah Negara yang terletak di Benua  Asia. Tepatnya di bagian timur tengahnya. Nama 'Arabia' sudah ada sejak zaman dahulu kala, sebuah bangsa dengan ketinggian peradaban dan kesusastraannya. Adapun ‘Saudi', nama ini datang baru-baru saja. Nama dari seorang panglima yang terkenal keberaniannya. Pada abad ke 17, dari kota kecil bernama Dir'iyah, ia bersepakat dengan seorang Ulama', melintasi gurun berpasir, menguasai orang-orangnya, dan memerangi musuh-musuhnya.

     Sejarah Singkat Saudi Arabia
     Sebenarnya, sejarah terbentuknya Kerajaan Arab Saudi ini terjadi tiga kali. Layaknya kerajaan-kerajaan lainnya, kerajaan yang telah mencapai puncaknya harus hancur karena serangan bangsa lain, perang saudara, atau musuh bebuyutannya. Karena pada hakikatnya, Arabia memang tak ada empunya. Turki Usmani yang mengaku pemiliknyapun tak banyak mengurusnya. Memang ada apa di Arabia? Hanya suku-suku bengis yang saling berebut kuasa, keras kepala, dan tak tahu tata kerama. Hanya ada sedikit tanah subur dan sumber air, bahkan angin yang seharusnya sejukpun mengandung debu dan pasir serta membuat tenggorokan semakin kering menghirupnya.

     Kerajaan Saudi I
     Berdirinya Kerajaan Arab Saudi yang pertama, tidak bisa dilepaskan dari peran seorang ulama' legenda, yaitu Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab. Setelah beliau diusir dari tanah kelahirannya di Unaizah, beliau menuju Dir'iyyah, suatu kota yang ada di wilayah Nejd. Beliau bertemu dengan Muhammad bin Saud, gubernur kota tersebut. Muhammad bin Saud melindunginya hingga akhirnya menerima dakwahnya. Maka pada tahun 1157 H terbentuklah perjanjian antara Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab dan Muhammad Bin Saud yang dikenal dengan "Kesepakatan Diri'yyah". Dimana Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab akan menjadi ulamanya, sedangkan Muhammad bin Saud menjadi kekuatan dan pedangnya.

     Muhammad bin Saud adalah seorang yang kuat. Wilayah demi wilayah mereka taklukan. Dengan berbagai usaha politik dan militer dalam waktu 61 tahun, Dinasti Saud telah menguasai Nejd, wilayah timur, hingga Teluk Arab yang berbatasan dengan Iraq, wilayah utara hingga berbatasan dengan Yaman, wilayah selatan, dan wilayah  Hijaz (Mekkah-Madinah). Dinasti ini tetap berkuasa selama 15 tahun berikutnya, namun nampaknya Turki Usmani tidak rela dengan berdirinya kerajaan Saudi, akhirnya Turki Usmani memerintahkan Mesir yang dipimpin oleh Muhammad Ali Bahsa menyerang Arabia. Maka runtuhlah Kerajaan Arab Saudi pertama diiringi diesekusinya raja mereka, Muhammad bin Abdullah bin Abdul Aziz bin Muhammad pada tahun 1234 H.

     Kerajaan menjadi terpecah belah, di wilayah Hijaz menjadi kekuasaan Mesir dibawah naungan Turki Usmani. Wilayah timur kekuasaan kembali kepada Bani Kholid, sedangkan di Nejd terjadi kekosongan kekuasaan, sehingga suku-suku Arabia menjadi terpecah-pecah dan kembali kepada tabiat asli mereka, perampokan dan penjarahan di mana-mana dan jalan-jalan menjadi tidak aman lagi.

     Kerajaan Saudi II
     Setelah runtuhnya Kerajaan Saudi yang pertama, banyak usaha-usaha yang dilakukan para keturunan Saudi untuk mengembalikan kejayaan mereka, tetapi tidak ada yang membuahkan hasil. Hingga pada tahun 1240 H, seorang bintang baru muncul, Turki bin Abdullah, mengumumkan berdirinya kerajaan Arab Saudi kedua. Beliau menjadikan Riyadh sebagai ibukotanya dan mengusir orang-orang Mesir dari daratannya. Dalam waktu 9 tahun, beliau menyatukan kembali daratan Arab di bawah naungan Kerajaan Arab Saudi kedua, bahkan kekuasaannya membentang sampai berberapa bagian dari Oman.

     Pada tahun 1249 H, Raja Kerajaan Arab Saudi kedua, Turki bin Abdullah dibunuh, kemudian digantikan oleh anaknya bernama Faishol bin Turki. Namun, sekali lagi Muhammad Ali Basha masih belum rela dengan kebangkitan para Saud ini. Ia mengirimkan pasukan ke Riyadh lagi hingga memaksa Raja Faisol bin Turki meninggalkan Riyadh.

     Ternyata para Saud ini masih belum menyerah, sepeninggalnya Raja Faishol bin Turki dari Riyadh, pemerintahan dipegang oleh Raja Kholid bin Saud, kemudian diteruskan oleh Abdullah bin Tsayyan.

     Setelah keadaan kembali aman, kembalilah Raja Faishol bin Turki ke Riyadh. Kembali memegang kekuasaan, menegakan keadilan, dan menjaga keamanan di tanah Arabia.

     Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Pengikut

Popular Post