Nikmati Lelahmu

Ditulis oleh: Najmuddiin Dliyaaulhaq (Alumni PP Muwahidun 2012 | Mahasiswa prodi Syariah LIPIA)

Bismillah...

Amanah adalah kepercayaan, atas tugas dan perintah dari sang pemberi amanah. Sama berat dipikulnya dengan kewajiban dan tanggungjawab yang dimiliki tiap-tiap insan. Dari sekian banyak kewajiban dan tanggungjawab itu, men-tauhid-kan Allah dalam tiga aspeknya [rububiyah (ketuhanan), uluhiyyah (ibadah kepada-Nya), asma wa sifat (nama dan sifat-sifat-Nya)] itu yang paling dasar dan penting.

Namun, pembahasan kali ini bukan mengenai tauhid. Melainkan perintah Allah dalam ayat berikut,

(ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ)

[سورة النحل 125]

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. [An Nahl:125]

Mengajak, berdakwah kepada kebaikan, kepada jalan yang Allah ridhoi, juga saling menasehati di dalamnya serta dalam kesabaran. Sehingga kelak kita bukan termasuk orang-orang yang merugi, karena tidak mengajak dan saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran. Seperti yang disampaikan dalam ayat berikut,

(إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ) (إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ) [سورة العصر 2-3]

"sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran." [Al 'Ashr: 2-3]

Dakwah, menyuarakan kebenaran adalah hal yang melelahkan, karenanya tak banyak yang mengikuti perjuangan itu. Sama seperti dakwah Rasulullah di awal masa kenabian yang penuh rintangan. Dakwah Muhammad bin Abdul Wahhab yang dipenuhi pertentangan. Dan hampir semua jalan dakwah pendahulu kita dilalui dengan lelah dan susah payah.

Ada sebuah ungkapan mengatakan, "Andai perjuangan ini mudah, pasti banyak yang menyertainya.
Andai perjuangan ini singkat pasti banyak  yang istiqomah.
Andai perjuangan ini menjanjikan kesenangan dunia pasti banyak orang yang tertarik padanya.
Tetapi hakikat perjuangan bukanlah begitu, turun naiknya, sakit pedihnya, umpama kemanisan yang tidak terhingga.
Jika lelah, segeralah, bangkitlah segera. Andai terluka, ingatlah Janji-Nya"  (Hasan Al Banna)

Karena memang seperti itulah kenyataan dari apa yang tersurat dari ungkapan Hasan Al Banna di atas.

Maka perlu kita ingat kembali, bahwa perintah untuk berdakwah tidak hanya untuk mereka para kiyai, ustadz-ustadzah, mujahid. Tapi untuk siapapun yang telah sampai padanya perintah itu. Karena tidak ada pengkhususan siapa yang diperintahkan oleh Allah untuk berdakwah.

Karena dakwah itu, bukan hanya melalui mimbar, podium, ataupun pengajian. Karena menjaga lisan itu dakwah, mengajak anak-anak shalat jama'ah itu dakwah, menutup aurat sesuai syariat dan bangga dengannya itu dakwah. Saling menasihati dalam kesabaran ditengah ujian pun dakwah.

Maka bergeraklah di jalan dakwah itu, paksakan diri kita untuk bangga dengan syi'ar agama Islam, tanpa dicampurkan dengan budaya barat. Sungguh akan terasa manis dan nikmatnya berdakwah.

Jadi, segala bentuk kebaikan yang mengajak pada jalan yang Allah ridhoi bisa bermakna dakwah, mengajak orang-orang disekitar kita berjalan di atas jalan-Nya. Maka janganlah lelah untuk berlomba dalam kebaikan. Janganlah letih menyuarakan kebenaran. Karena segala kebaikan itu akan terus tumbuh dan mengakar. Kemudian berbuah di akhirat.

"Apabila kamu merasa letih berbuat kebaikan, sungguh keletihan itu akan hilang dan kebaikan akan kekal. Dan bila kamu bersenang-senang dengan dosa, sungguh kesenangan akan hilang dan dosa akan kekal" (Umar bin Khattab)

Allahu a'lam bisshowaab.