Ditulis oleh: Rahmalia Azizah (Alumni Ponpes Muwahidun Pati 2016| Mahasiswa prodi Takmiliy LIPIA Jakarta)
Bismillahirrohmaanirrohiim,
"Memuji adalah menyatakan sesuatu yang positif tentang seseorang, dengan tulus dan sejujurnya. Pujian itu adalah sesuatu ucapan yang membuat orang yang mendengarnya merasa tersanjung, sehingga dapat juga memberikan motivasi kepada orang yang di pujinya." (Wikipedia)
Pujian memang bisa memotivasi seseorang untuk meraih prestasi baru atau hal lain yang lebih baik lagi. Tapi realitanya, kebanyakan orang yang sering mendapatkan pujian justru membuat dirinya semakin terlena, terbuai dan hanyut hingga lupa diri. Bahkan terkadang membawa dampak buruk terhadap diri seseorang. Rasa ujub dan sombong menjadikan orang itu lupa daratan.
Ketika mendapatkan pujian dari orang lain, hendaknya kita membaca doa sebagaimana sahabat rasululloh shollallohu alaihi wa sallam (Abu bakar ash-shiddiq) berdoa ketika dipuji :
اللَّهُمَّ أَنْتَ أَعْلَمُ مِنِّى بِنَفْسِى وَأَنَا أَعْلَمُ بِنَفْسِى مِنْهُمْ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّوْنَ وَاغْفِرْ لِى مَا لاَ يَعْلَمُوْنَ وَلاَ تُؤَاخِذْنِى بِمَا يَقُوْلُوْنَ
Yang artinya :
" Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka."
Salah satu dampak buruk dari pujian yaitu timbulnya sifat ujub. Hati-hati dengan sifat yang satu ini. Ujub adalah sikap mengagumi diri sendiri. Yaitu ketika kita merasa memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki orang lain. Imam al-Ghazali pernah berkata "Perasaan ujub adalah kecintaan seseorang pada suatu karunia dan merasa memilikinya sendiri, tanpa mengembalikan keutamaannya kepada Allah."
Seperti dalam hadits yang ma’ruf disebutkan,
ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ : شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ
“Tiga hal yang membawa pada jurang kebinasaan: (1) tamak lagi kikir, (2) mengikuti hawa nafsu (yang selalu mengajak pada kejelekan), dan ujub (takjub pada diri sendiri).” (HR. Abdur Rozaq 11: 304. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Karena ujub pun bisa merusak suatu amalan seseorang.
Jadi, agar kita tidak terlena dalam pujian pujian yang kita dapatkan, hendaknya kita lebih banyak muhasabah bahwa bukanlah kita yang hebat melainkan Allah yang telah menutupi aib-aib kita.
Ya Allah jauhkanlah kami dari sifat ujub, sombong, hasad dan sifat-sifat tercela lainnya. Semoga kita selalu diberikan keikhlasan dalam melakukan segala sesuatu dan semoga kita selalu istiqomah di jalan-Nya. Aamiin.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar