Index Labels

IMAN KEPADA PARA RASUL (Bagian 2)

. . Tidak ada komentar:

Ditulis oleh: Ahmad Yusuf Abdurrohman 

 
Beriman Kepada Semua Rasul


Sebagai seorang muslim, sudah diwajibkan bagi kita untuk beriman kepada para utusan yang Allah kirimkan kepada manusia untuk menunjukkan mereka jalan yang lurus, beribadah kepada-Nya, serta menjauhi segala sesuatu yang Allah larang.

Apakah makna beriman dengan para Rasul itu? 


Iman kepada Para Rasul adalah keyakinan yang pasti bahwasanya Allah mengutus Utusan pada setiap umat untuk mengajak mereka untuk beribadah hanya kepada-Nya, serta mengingkari segala bentuk peribadahan pada selain-Nya. Setiap Nabi dan Rasul adalah orang-orang yang bisa dipercaya. Mereka menyampaikan segala sesuatu yang Allah perintahkan untuk menyampaikannya. Allah berfirman, 
 
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ ۚ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ


"Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah Thagut”, kemudian di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan. Maka berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul)." (Al Quran, Surat An-Nahl Ayat: 36)


Lalu, siapakah Thaghut itu?


Thaghut adalah setiap yang disembah selain Allah yang rela dengan peribadatan yang dilakukan oleh penyembah atau pengikutnya, atau rela dengan ketaatan orang yang menaatinya dalam melawan perintah Allah. 

Allah memerintahkan kita semua untuk beriman kepada para Rasul yang Allah sebutkan namanya di dalam Al Quran, seperti Nabi Adam, Nabi Idris, Nabi Nuh, Nabi Hud, Nabi Shalih, Nabi Ibrahim, Nabi Luth, Nabi Ismail, Nabi Ishaq, Nabi Ya'kub, Nabi Yusuf, Nabi Ayyub, Nabi Syuaib, Nabi Musa, Nabi Harun, Nabi Dzul Kifli, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Ilyas, Nabi Ilyasa, Nabi Yunus, Nabi Zakariya, Nabi Yahya, Nabi Isa Shalawat Allah atas mereka semua, serta penutupnya adalah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.

Sebenarnya, Nabi dan Rasul sangatlah banyak. Namun, tidak semuanya Allah kisahkan di dalam Al Quran.


Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu , beliau pernah bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Wahai Rasulullah, berapakah jumlah rasul?” Beliau menjawab,

ﺛﻼﺛﻤﺎﺋﺔ ﻭﺑﻀﻌﺔ ﻋﺸﺮ ﺟﻤّﺎً ﻏﻔﻴﺮﺍ

“Sekitar tiga ratus belasan orang. Banyak sekali .”

(HR. Baihaqi dalam Syu’abul Iman no. 129 dan dishahihkan al-Albani dalam al – Misykah 5737).


Dalam riwayat lain ditegaskan, “315 orang.”


Kemudian dalam riwayat Abu Umamah, bahwa Abu Dzar bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berapa jumlah persis para nabi.”

Beliau menjawab,

ﻣِﺎﺋَﺔُ ﺃَﻟْﻒٍ ﻭَﺃَﺭْﺑَﻌَﺔٌ ﻭَﻋِﺸْﺮُﻭﻥَ ﺃَﻟْﻔًﺎ ﺍﻟﺮُّﺳُﻞُ ﻣِﻦْ ﺫَﻟِﻚَ ﺛَﻠَﺎﺙُ ﻣِﺎﺋَﺔٍ ﻭَﺧَﻤْﺴَﺔَ ﻋَﺸَﺮَ ﺟَﻤًّﺎ ﻏَﻔِﻴﺮًﺍ

“Jumlah para nabi 124.000 orang, 315 diantara mereka adalah rasul. Banyak sekali .”

(HR. Ahmad no. 22288 dan sanadnya dinilai shahih oleh al-Albani dalam al –Misykah).



Selain itu, kedudukan setiap nabi juga berbeda-beda, sebagaimana yang Allah jelaskan dalam salah satu ayat-Nya, 


تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۘ مِنْهُمْ مَنْ كَلَّمَ اللَّهُ ۖ وَرَفَعَ بَعْضَهُمْ دَرَجَاتٍ ۚ وَآتَيْنَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنَاتِ وَأَيَّدْنَاهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ ۗ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا اقْتَتَلَ الَّذِينَ مِنْ بَعْدِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَلَٰكِنِ اخْتَلَفُوا فَمِنْهُمْ مَنْ آمَنَ وَمِنْهُمْ مَنْ كَفَرَ ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا اقْتَتَلُوا وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ


"Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka dari sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang (langsung) Allah berfirman dengannya dan sebagian lagi ada yang ditinggikan-Nya beberapa derajat. Dan Kami beri Isa putra Maryam beberapa mukjizat dan Kami perkuat dia dengan Rohulkudus. Kalau Allah menghendaki, niscaya orang-orang setelah mereka tidak akan berbunuh-bunuhan, setelah bukti-bukti sampai kepada mereka. Tetapi mereka berselisih, maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) yang kafir. Kalau Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Tetapi Allah berbuat menurut kehendak-Nya." (Al Quran, Surat Al Baqarah Ayat 203)



Diantara mereka, ada para Rasul ulul Azmi yang paling mulia, yaitu Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad, Shalawat Allah dan salam-Nya atas mereka semua. Dan yang paling utama adalah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.

Beriman atas mereka semua hukumnya wajib. Barangsiapa yang mengingkari satu saja dari mereka, maka telah ingkar terhadap Nabi-nabi yang lain.

Allah berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَٰلِكَ سَبِيلًا* أُولَٰئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقًّا ۚ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا

Sesungguhnya orang-orang yang ingkar kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud membeda-bedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan, “Kami beriman kepada sebagian dan kami mengingkari sebagian (yang lain),” serta bermaksud mengambil jalan tengah (iman atau kafir). (150) Merekalah orang-orang kafir yang sebenarnya. Dan Kami sediakan untuk orang-orang kafir itu azab yang menghinakan. (151) (Al Quran, Surat An Nisa' Ayat 150- 151)



Termasuk iman kepada para Rasul, adalah dengan tidak mengangkat mereka di atas kedudukannya. Karena, mereka tak memiliki sifat-sifat ketuhanan. Dan mereka hanya mengetahui hal-hal yang Allah beritahukan kepada mereka, mereka tak mengetahui hal-hal ghaib dan segala sesuatu yang belum terjadi. Allah berfirman, 
 
قُلْ لَا أَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَا أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰ إِلَيَّ ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ ۚ أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ


Katakanlah (Muhammad), “Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku.” Katakanlah, “Apakah sama antara orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan(nya)?” (Al Quran, Surat Al An'am Ayat 50)



Ini adalah sedikit tulisan yang bisa saya susun tentang Iman kepada semua Rasul Alaihimussalam.

Jakarta, 07 Maret 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Pengikut

Popular Post