Ditulis oleh: Ahmad Yusuf Abdurrohman
Beriman Kepada Semua Rasul
Sebagai seorang muslim,
sudah diwajibkan bagi kita untuk beriman kepada para utusan yang Allah kirimkan
kepada manusia untuk menunjukkan mereka jalan yang lurus, beribadah kepada-Nya,
serta menjauhi segala sesuatu yang Allah larang.
Apakah makna beriman dengan para Rasul itu?
Iman kepada Para Rasul
adalah keyakinan yang pasti bahwasanya Allah mengutus Utusan pada setiap umat
untuk mengajak mereka untuk beribadah hanya kepada-Nya, serta mengingkari
segala bentuk peribadahan pada selain-Nya. Setiap Nabi dan Rasul adalah
orang-orang yang bisa dipercaya. Mereka menyampaikan segala sesuatu yang Allah
perintahkan untuk menyampaikannya. Allah berfirman,
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ
اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ
وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ ۚ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ
فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ
"Dan
sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk
menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah Thagut”, kemudian di antara mereka
ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan.
Maka berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang
mendustakan (rasul-rasul)." (Al Quran, Surat An-Nahl Ayat: 36)
Lalu,
siapakah Thaghut itu?
Thaghut adalah setiap yang disembah selain Allah yang rela
dengan peribadatan yang dilakukan oleh penyembah atau pengikutnya, atau rela
dengan ketaatan orang yang menaatinya dalam melawan perintah Allah.
Allah memerintahkan kita semua untuk beriman kepada para Rasul yang Allah sebutkan namanya di dalam Al Quran, seperti Nabi Adam, Nabi Idris, Nabi Nuh, Nabi Hud, Nabi Shalih, Nabi Ibrahim, Nabi Luth, Nabi Ismail, Nabi Ishaq, Nabi Ya'kub, Nabi Yusuf, Nabi Ayyub, Nabi Syuaib, Nabi Musa, Nabi Harun, Nabi Dzul Kifli, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Ilyas, Nabi Ilyasa, Nabi Yunus, Nabi Zakariya, Nabi Yahya, Nabi Isa Shalawat Allah atas mereka semua, serta penutupnya adalah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.
Allah memerintahkan kita semua untuk beriman kepada para Rasul yang Allah sebutkan namanya di dalam Al Quran, seperti Nabi Adam, Nabi Idris, Nabi Nuh, Nabi Hud, Nabi Shalih, Nabi Ibrahim, Nabi Luth, Nabi Ismail, Nabi Ishaq, Nabi Ya'kub, Nabi Yusuf, Nabi Ayyub, Nabi Syuaib, Nabi Musa, Nabi Harun, Nabi Dzul Kifli, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Ilyas, Nabi Ilyasa, Nabi Yunus, Nabi Zakariya, Nabi Yahya, Nabi Isa Shalawat Allah atas mereka semua, serta penutupnya adalah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.
Sebenarnya,
Nabi dan Rasul sangatlah banyak. Namun, tidak semuanya Allah kisahkan di dalam
Al Quran.
Dari Abu
Dzar radhiyallahu ‘anhu , beliau pernah bertanya kepada Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam,
“Wahai
Rasulullah, berapakah jumlah rasul?” Beliau menjawab,
ﺛﻼﺛﻤﺎﺋﺔ
ﻭﺑﻀﻌﺔ ﻋﺸﺮ ﺟﻤّﺎً ﻏﻔﻴﺮﺍ
“Sekitar
tiga ratus belasan orang. Banyak sekali .”
(HR.
Baihaqi dalam Syu’abul Iman no. 129 dan dishahihkan al-Albani dalam al –
Misykah 5737).
Dalam
riwayat lain ditegaskan, “315 orang.”
Kemudian
dalam riwayat Abu Umamah, bahwa Abu Dzar bertanya kepada Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, “Berapa jumlah persis para nabi.”
Beliau
menjawab,
ﻣِﺎﺋَﺔُ
ﺃَﻟْﻒٍ ﻭَﺃَﺭْﺑَﻌَﺔٌ ﻭَﻋِﺸْﺮُﻭﻥَ ﺃَﻟْﻔًﺎ ﺍﻟﺮُّﺳُﻞُ ﻣِﻦْ ﺫَﻟِﻚَ ﺛَﻠَﺎﺙُ ﻣِﺎﺋَﺔٍ
ﻭَﺧَﻤْﺴَﺔَ ﻋَﺸَﺮَ ﺟَﻤًّﺎ ﻏَﻔِﻴﺮًﺍ
“Jumlah
para nabi 124.000 orang, 315 diantara mereka adalah rasul. Banyak sekali .”
(HR.
Ahmad no. 22288 dan sanadnya dinilai shahih oleh al-Albani dalam al –Misykah).
Selain
itu, kedudukan setiap nabi juga berbeda-beda, sebagaimana yang Allah jelaskan
dalam salah satu ayat-Nya,
تِلْكَ
الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۘ مِنْهُمْ مَنْ كَلَّمَ اللَّهُ ۖ
وَرَفَعَ بَعْضَهُمْ دَرَجَاتٍ ۚ وَآتَيْنَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنَاتِ
وَأَيَّدْنَاهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ ۗ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا اقْتَتَلَ الَّذِينَ
مِنْ بَعْدِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَلَٰكِنِ اخْتَلَفُوا
فَمِنْهُمْ مَنْ آمَنَ وَمِنْهُمْ مَنْ كَفَرَ ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا
اقْتَتَلُوا وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ
"Rasul-rasul
itu Kami lebihkan sebagian mereka dari sebagian yang lain. Di antara mereka ada
yang (langsung) Allah berfirman dengannya dan sebagian lagi ada yang
ditinggikan-Nya beberapa derajat. Dan Kami beri Isa putra Maryam beberapa
mukjizat dan Kami perkuat dia dengan Rohulkudus. Kalau Allah menghendaki,
niscaya orang-orang setelah mereka tidak akan berbunuh-bunuhan, setelah
bukti-bukti sampai kepada mereka. Tetapi mereka berselisih, maka ada di antara
mereka yang beriman dan ada (pula) yang kafir. Kalau Allah menghendaki,
tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Tetapi Allah berbuat menurut
kehendak-Nya." (Al Quran, Surat Al Baqarah Ayat 203)
Diantara mereka, ada para Rasul ulul Azmi yang paling mulia,
yaitu Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad, Shalawat
Allah dan salam-Nya atas mereka semua. Dan yang paling utama adalah Nabi
Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.
Beriman atas mereka semua hukumnya wajib. Barangsiapa yang
mengingkari satu saja dari mereka, maka telah ingkar terhadap Nabi-nabi yang
lain.
Allah
berfirman,
إِنَّ
الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ
اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ
وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَٰلِكَ سَبِيلًا* أُولَٰئِكَ هُمُ
الْكَافِرُونَ حَقًّا ۚ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا
Sesungguhnya
orang-orang yang ingkar kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud
membeda-bedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan
mengatakan, “Kami beriman kepada sebagian dan kami mengingkari sebagian (yang
lain),” serta bermaksud mengambil jalan tengah (iman atau kafir). (150)
Merekalah orang-orang kafir yang sebenarnya. Dan Kami sediakan untuk
orang-orang kafir itu azab yang menghinakan. (151) (Al Quran, Surat An Nisa'
Ayat 150- 151)
Termasuk iman kepada para Rasul, adalah dengan tidak
mengangkat mereka di atas kedudukannya. Karena, mereka tak memiliki sifat-sifat
ketuhanan. Dan mereka hanya mengetahui hal-hal yang Allah beritahukan kepada
mereka, mereka tak mengetahui hal-hal ghaib dan segala sesuatu yang belum
terjadi. Allah
berfirman,
قُلْ لَا
أَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَا أَقُولُ
لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰ إِلَيَّ ۚ قُلْ هَلْ
يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ ۚ أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ
Katakanlah
(Muhammad), “Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada
padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak (pula) mengatakan
kepadamu bahwa aku malaikat. Aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku.”
Katakanlah, “Apakah sama antara orang yang buta dengan orang yang melihat?
Apakah kamu tidak memikirkan(nya)?” (Al Quran, Surat Al An'am Ayat 50)
Ini
adalah sedikit tulisan yang bisa saya susun tentang Iman kepada semua Rasul
Alaihimussalam.
Jakarta,
07 Maret 2017

Tidak ada komentar:
Posting Komentar